: :

Navbar Bawah

Kamis, 20 Mei 2021

Asal Usul Nama Desa Jeblokan

  Asal Usul Nama Desa Jeblokan

Desa Jeblokan Terletak disebelah barat kecamatan Temayang yaitu sekitar 3Km dari Kecamatan Temayang.awal mula dinamakan desa jeblokan adalah,dahulu kala ada seorang wali allah yang singgah(istirahat) dibawah pohon Kepoh yang sangat besar rimbun,lalu beliau menemui seorang anak yang mengembara kambing disekitaran pohon tersebut,lalu beliau bertanya "Le aku njaluk ngombene" dalam arti bahasa indonesia "Nak saya minta minumannya",lalu anak pengembara tadi menjawab "kulo mboten mbeto toyo mbah,niki wonten e timun" dalam artian bahasa indonesia "saya tidak membawa air mbah,ini ada mentimun".

   Lalu si anak pengembara tadi memberikan buah timun kepada beliau (Wali) yang bertanya kepadanya,Lalu Wali menjawab "Maturnuwun le" dalam artian bahasa indonesia "Terimakasih nak", lalu anak pengembara tadi menjawab "Nggih mbah sami-sami" dalam artian bahasa indonesia "iya mbah,sama-sama". lalu sang wali berkata pada dirinya sendiri "Oo berarti daerah kene iki angel banyu" dalam artian bahasa indonesia "Oo berarti daerah sini itu susah air(sumber mata air)".

    Namun setelah itu sang wali heran dengan tanaman yang ditanam para warga.beliau heran karena,meskipun susah sumber mata air tanaman yang ditanam didaerah sini tumbuh subur entah mengapa sebabnya,lalu sang wali mencoba membuat lubang didalam tanah disamping tempat beliau duduk,beliau membuat lubang kira-kira sedalam kurang lebih 60cm. Pada saat sudah mencapai galian 20cm sang wali heran karena banyak batu yang sepertinya menghalangi sumber mata air untuk didapatkan.heran,lalu pada diri beliau bertanya "opo iki seng marei neng daerah kene angel banyu" dalam artian bahasa indonesia "apa ini yang menyebabkan daerah sini susah sumber mata air". Lalu beliau masih mencoba menggali hingga kedalam 50cm,pada kedalaman tersebut batu-batuan yang menghalangi sumber mata air itu sudah tidak beliau mencoba lagi menggali kedalaman 60cm lalu sang wali terkagum karena tanah yang tadinya kering-keronta dan penuh batu tiba-tiba terasa basah dan munculnya aliran sumber mata air kecil,lalu beliau berkata "goro-goro watu-watu maeng mangkane sumber banyu angel neng kene" dalam artian bahasa "gara-gara batu-batu tadi,mangkanya sumber mata air susah dicari disini", tapi aliran dari sumber tersebut memang tidak deras hal itu dikarenakan disekitaran galian tersebut masih ada tumpukan batu-batu seperti yang ditemukan saat sang wali menggali dan pada saat itu juga terjadi musim kemarau,sang wali berkata "berarti daerah kene iki nek musim ketigo angel banyu,tapi pas musim rendeng an mesti kene akeh banyu" dalam artian bahasa indonesia "berarti daerah sini kalau musim kemarau memang susah air,tapi waktu musim penghujan pasti banyak air" dan beliau akhirnya membuat sebuah gubuk untuk tempat sementara beliau singgah disitu,gubuk tersebut terletak dibawah pohon kepoh yang rindang tadi,lalu sang wali mencoba mangajarkan mengaji pada orang tua dan bahkan anak-anak didaerah sini,dan respon para masyarakat sangat senang,karena mereka ingin bisa mengaji.

singkat cerita,lalu beliau(sang wali) mengajak para warga masyarakat untuk mencoba membuat sumur dengan kedalaman 5 meter,dan pada awal pengerjakan para warga masyarakat bingung karena banyak tumpukan batu yang menghadang mereka untuk terus menggali,lalu sang wali menasehati "terusno ae galianmu,mengko lak metu sumber banyu" dalam artian bahasa indonesia "teruskan saja galian kalian,nanti akan keluar sumber mata air air", setelah sekitar 3 hari para warga masyarakat berjibaku membuat sumur tersebut dan belum mencapai kedalaman 5 Meter,sumber mata sudah mulai tampak keluar dan besar para warga tentunya sangat senang dan sang wali berkata "Alhamdulillah". akhirnya sumur tersebut digunakan para warga untuk mandi,minum,mencuci dan hal-hal lainnya namun saat musim kemarau para warga harus mengambil air disumur desa lain yang berjarak kira-kira 1 Km dari daerah desa Jeblokan,

dan pada akhirnya sang wali memberi nama daerah tersebut dengan Nama "Desa Jeblokan" nama Jeblokan sendiri diambil dari kata Jeblok (jalannya yang sangat jelek),dan Blokan (sumber mata air yang hanya ada saat musim penghujan).dan pada saat ini pohon Kepoh tersebut masih dipergunakan untuk acara-acara desa salah satunya adalah Manganan yang digelar disekitaran pohon tempat Wali tersebut singgah . Seiring berjalannya waktu,sumber mata air disini lebih susah didapatkan minimal seriap warga yang membuat sumur harus mengcapai galian kurang lebih 7 Meter dengan diameter 50cm.

Lalu untuk daerah sebelah dari desa Jeblokan dinamakan desa Bakulan, kata Mbak(Tanahnya subur) dan Kulan (yang berarti kebalikan kata kulon atau barat) yang berarti desa tersebut terletak disebelah timur dari desa Jeblokan.

MAPS DESA BAKULAN KECAMATAN TEMAYANG


Read More --►