: :

Navbar Bawah

Jumat, 09 Maret 2018

Palagan Desa Temayang Dan Sekitarnya Dalam Perang Gerilya



Pembuatan Tugu Monumen Sejarah Perjuangan 45 yang berbentuk miniatur Candi.

Candi Penataran didesa Temayang adalah merupakan bagian dari bentuk pewaris nilai-nilai 45 nilai-nilai TNI 45 yang bersifat Visuil untuk kepentingan Generasi Muda sekarang dan masa mendatang disamping itu dikandung maksud untuk mengenang kembali peranan Desa Temayang dan sekitarnya, berikut jasa-jasa rakyat desa Temayang dan sekitarnya dalam ikut menunjang Perjuangan pada Cles ke II semasa perang gerilya. 

Suatu pertanyaan : Mengapa Desa Temayang dipilih untuk dijadikan Basis dan lokasi Komando dalam Perang Gerilya di daerah Karesidenan Bojonegoro. 

Untuk menjawab pertanyaan ini perlu ditinjau beberapa segi yang melandasi antara lain : 

Pertama, ditinjau dari segi kepentingan taktis, maka desa Temayang yang terletak di deretan kaki gunung Pandan adalah strategis dalam kedudukannya. 

Dengan demikian penempatan Komando Brigade Ronggolawe dan Batalyon 16 di desa Temayang akan lebih melancarkan suatu komunikasi kesegala penjuru. Ke timur akan lebih mudah hubungan dengan pasukan-pasukan yang bertugas di daerah Kabupaten Lamongan. 

 Maps Palagan Temayang

 

Bila ke barat akar. lebih memudahkan hubungan dengan pasukan-pasukan di daerah Kecamatan Padangan, Kecamatan Ngraho dan sekitar Kabupaten Blora, Batalyon 15 SOEDONO. 

Bila ke Utara akan lebih mudah berhubungan dengan pasukan-pasukan yang berkedudukan disekitar kota Bojonegoro, Pasukan-pasukan Kompi III TEKO di utara bengawan dan Pasukan Bataliyon ABDULLAH yang berkedudukan disekitar kecamatan Jatirogo, Bila sedikit keselatan akan cepat mengadakan hubungan dengan Markas Komando DIVISI I SUNGKONO Jatim yang berkedudukan di sekitar Gondang Gowa /Ngluyu termasuk dalam wilayah kabupaten Nganjuk. 

Bila ditinjau dari segi geografis, maka Temayang yang letaknya ditepi hutan dengan dilingkari oleh sungai Pacal, termasuk daerah yang geisolir dalam Kecamatan Sugihwaras, mempunyai ciri-ciri yang khas dengan tanahnya yang berbukit bukit berselimutkan hutan Jati adalah sangat menguntungkan sekali sebagai Medan Perang Gerilya, sedang kalau ditinjau dari segi Demografi, rakyatnya masih tergolong Mekanis (polos) serta memiliki daya tahan dan keuletan dalam menghadapi perjuangan hidup dan optimis dapatnya diharapkan untuk ikut menunjang dalam Perang Gerilya. 

Atas dasar pertimbangan-pertimbangan inilah maka desa Temayang yang dipilih untuk dijadikan Basis Perang Gerilya, dan dimana Staf Komando Brigade I RONGGOLAWE dan Staf Komando Batalyon 16, Kepala-kepala Pemerintahan Sipil, Dinas-dinas/ Jawatan lainnya berkedudukan di desa tersebut dan sekitarnya. Mengenai susunan Komando Brigade I RONGGOLAWE pada waktu itu sebagai berikut : 

- KOMANDAN BRIGADE : LETKOL SOEDIRMAN 

- KEPALA STAF BRIGADE : MAYOR ROEKMINTO HENDRANINGRAT. 

- KEPALA BAGIAN I : LETTU MOCH SA'ID 

- KEPALA BAGIAN II : KAPTEN SOETARTO SIGIT 

- KEPALA BAGIAN III : KAPTEN MOCH ZOEBER 

- KEPALA BAGIAN IV : LETTU YUDHO SOEBROTO 

- KOMANDAN DET MARKAS : LETTU KARYONO 

- BAGIAN KEUANGAN : LETDA MASHURI.. 

Selain tersebut diatas Brigade I Ronggolawe masih dilengkapi dengan Satuan-satuan Jawatan Tehnis, Bagian Perhubungan dibawah pimpinan Kapten SOEGOTO. Bagian ZENI Pioner dibawah pimpinan Lettu SOETRISNO, Bagian Persenjataan dibawah pimpinan Lettu SOEDJOJO, Bagian Kesehatan Brigade Dr. KOES NO dan Dr. MOESTAMAN dan beberapa satuan-satuan Jawatan Tehnis lainnya: | Sedangkan susunan Staf Komando Batalyon 16 pada waktu Itu sebagai berikut : 

- KOMANDAN BATALYON : MAYOR BASOEKI RACHMAD.

- KEPALA STAF : KAPTEN SISWADI

- BAGIAN I : Sementara kosong/dirangkap Oleh Kepala Bagian I Brigade LETTU MOCH SA'ID.

- BAGIAN II : LETTU SOEJITNO Gugur dan sebagai pengganti sementara kosong.

- BAGIAN III : LETTU SOETJIPTO

- BAGIAN IV : PEMBANTU LETNAN DACHLAN 

Selain Satuan-satuan tersebut diatas yang merupakan staf Operasi dan Pasukan Tempur, didesa Temayang dan sekitarnya masih terdapat Satuan-satuan TERRITORIUM yang pada waktu itu disebut : KOMANDO DAERAH MILITER (K.D.M.) yang membawahkan KOMANDO DISTRIK MILITER (KODIM-2) sedang Komandannya pada waktu itu di jabat oleh KAPTEN ISMAIL dengan berkedudukan di desa Kedung Sumber dan sekitarnya. Disamping itu ada bagian Satuan-satuan Logistik dijabat oleh LETKOL OEMAR DJOI yang pada waktu itu disebut Staf TERRITORIUM MILITER dengan berkedudukan di desa Deling, yang selalu berdampingan dengan Pemerintahan Sipil yang dike mudikan oleh Bapak RESIDEN BOJONEGORO MR. SANDIJONO MANOE dan Bupati Daerah Kabupaten Bojonegoro Bapak SOEROWIJONO. Kedudukan Pemerintahan Sipil diseluruh Karesidenan Bojonegoro berjalan lancar sebagai penunjang dalam Perang Gerilya dibidang logistik (Lumbung-lumbung perjuangan), Perlawanan Rakyat melalui Organisasi PERA (Pertahanan Rakyat) yang selalu dikendalikan oleh Pemerintahan Sipil yang berkedudukan disekitar desa Jari dan Deling. 

Berkat adanya dukungan dari segenap rakyat, pemuda-pemuda pelajar, para Karyawan Pemerintah Sipil yang selalu bahu-membahu dengan TNI, maka selama dalam Perang Gerilya telah berhasil menggagalkan serangan 6 kali dari pihak musuh dengan kekuatan yang cukup besar untuk menghancurkan Basis serta Komando Gerilya sehingga sampai Clase fire ordez Komando Brigade I Ronggolawe tetap berada di Temayang berakhir kemenangan ada di pihak kita.

Sumber : Buku Sejarah Bojonegoro.

Foto : Tugu Palagan Temayang.

Read More --►